Selasa, 27 Agustus 2013

Greenwich Mean Time (GMT, Waktu Rata-rata Greenwich)

Greenwich Mean Time (GMT, Waktu Rata-rata Greenwich) adalah rujukan waktu internasional yang pada mulanya didasarkan pada waktu matahari di Greenwich yang kemudian didasarkan pada jam atom. Sistem waktu yang mapan tersebut mempunyai sejarah panjang yang didukung konvensi internasional dan kajian ilmiah untuk penyempurnaannya. Sampai pertengahan abad 19, masing-masing negara menggunakan sistem jam matahari sendiri dengan menggunakan meridian masing-masing. Meridian adalah garis hubung utara-selatan yang melalui zenit yang dilintasi matahari saat tengah hari. Untuk jaringan transportasi kereta api jarak jauh yang mulai berkembang saat itu, pembuatan sistem waktu baku antarwilayah diperlukan. Tanpa sistem waktu yang baku, jadwal kereta api bisa kacau ketika memasuki wilayah yang menggunakan sistem waktu berbeda. Hal itu terutama dirasakan oleh jaringan kereta api di Kanada dan Amerika Serikat.
Kebutuhan sistem waktu baku tersebut yang mendorong Sir Sandford Fleming, seorang teknisi dan perencana perjalanan kereta api Kanada mengusulkan waktu baku internasional pada akhir 1870-an. Gagasan itu kemudian dimatangkan dalam Konferensi Meridian Internasional di Washington DC pada Oktober 1884 yang dihadiri perwakilan 25 negara (Austria-Hungaria, Brazil, Chile, Kolombia, Costa Rica, Perancis, Jerman, Inggris, Guatemala, Hawii, Italia, Jepang, Liberia, Meksiko, Belanda, Paraguay, Rusia, San Domingo, Spanyol, Swedia, Swiss, Turki, Amerika Serikat, Venezuela, dan Salvador).
Kesepakatan pokok (konvensi) pada konferensi tersebut adalah sebagai berikut:

Bersepakat menggunakan meridian dunia yang tunggal untuk menggantikan banyak meridian yang telah ada.
Meridian yang melalui teropong transit di Observatorium Greenwich ditetapkan sebagai meridian nol.
Semua garis bujur dihitung ke Timur dan ke Barat dari meridian tersebut sampai 180 derajat. Semua negara menerapkan hari universal. Hari universal adalah hari matahari rata-rata, mulai dari tengah malam di Greenwich dan dihitung 24 jam. Hari nautika dan astronomi di mana pun mulai dari tengah malam.
Semua kajian teknis untuk mengatur dan menerapkan sistem desimal pembagian waktu dan ruang akan dilakukan.Butir ke-2 tidak mendapat kesepakatan bulat. San Dominggo menentang. Perancis dan Brazil abstain.Saat ini sistem waktu telah ditetapkan dengan 24 waktu baku, secara umum setiap perbedaan 15 derajat garis bujur, waktunya berbeda 1 jam. Dalam pelaksanaannya, waktu baku tersebut disesuaikan dengan batas wilayah agar tidak memecah waktu di suatu wilayah. Pada 1928, dalam konferensi astronomi internasional, berdasarkan kajian soal waktu, maka penamaan GMT diubah menjadi Universal Time (UT). Rujukan waktunya tetap jam matahari, sehingga tergantung rotasi bumi yang sebenarnya tidak konstan. Pada 1955 ditemukan jam atom Caesium yang lebih stabil, sehingga selalu ada perbedaan dengan UT, walau dalam skala yang sangat kecil dalam orde milisecond (seperseribu detik). Pada akhir 1960-an sampai awal 1970-an banyak dilakukan kajian soal waktu yang sinkron antara UT dan jam atom. Saat ini UT bukan lagi murni didasarkan pada jam matahari, tetapi berdasarkan jam atom yang disinkronkan dengan konsep jam matahari. Namanya menjadi UTC (Universal Time, Coordinated), nama kompromi dari usulan dua bahasa: bahasa Inggris “CUT” untuk “coordinated universal time” dan bahasa Perancis “TUC” untuk “temps universel coordonné”.

Kamis, 18 Juli 2013

Fakta Lain Keajaiban Sujud



  1. Dr. Fidelma O’ Leary, Phd (Neuroscience) dari St. Edward’s University, telah menjadi muallaf karena menemukan fakta penting tentang manfaat sujud bagi kesehatan manusia. Sebagai neurologis (ahli syaraf), wanita berdarah Irlandia ini mendapati bahwa ada saraf-saraf tertentu di otak manusia, yang hanya sesekali saja di masuki darah. Bila tidak dimasuki darah sama sekali, maka akan berakibat sangat buruk untuk kesehatan manusia. Untuk itulah dibutuhkan aktivitas rutin memasukkan darah ke syaraf-syaraf itu. Dan aktivitas rutin itu adalah sujud di dalam shalat umat Islam.
  2. Manfaat sujud diperkuat oleh pernyataan Prof. Hembing, yang berpendapat bahwa jantung, hanya mampu memasok 20% darah ke otak manusia. Untuk mencukupi kebutuhan darah ke otak, maka manusia membutuhkan rutinitas sujud.
  3. Menurut penelitian Prof. H.A Saboe yang berbangsaan German, sujud juga berguna untuk membentuk dan memperbanyak kelenjar susu pada payudara wanita hamil, sehingga produksi ASI akan bertambah banyak dan lancar.
  4. Sujud yang teratur sangat membantu untuk memperbaiki posisi bayi yang sungsang (mal presentasi). Dimana menurut Dr. Karno Suprapto, Sp.OG, dari RS Pondok Indah, Jakarta Selatan, “Kemungkinannya kembali ke posisi normal, berkisar sekitar 92%. Dan posisi bersujud ini tidak berbahaya karena secara alamiah memberi ruangan pada bayi untuk berputar kembali ke posisi normal.” Itu sebabnya kini, banyak rumah sakit bersalin yang menganjurkan terapi sujud, bagi para wanita hamil.

Kamis, 16 Mei 2013

Pengurus Dan Kegiatan Indor dan outdoor Yayasan Meridian Kabah Kota Depok

Menghadiri Halaqoh Nasional atas undangan  MUI tentang Meridian Kabah Zone 11 Mei 2013 Sabtu

DR IR Maspul Aini Kambry Msc, Ketua Yayasan Meridian Mekah

DR IR Ahmad Nawawi MA dan Sapril Simabor, Penggagas Yayasan Meridian Mekah

Sapril Simabor dan Jhoni Prabowo Penggiat Yayasan

Saoril dan Hasnan Habib, penggagas Padi Tawaf

Sapril Simabor dan Saripudin, Penggagas Padi Tawaf

Saripudin, Petani Penggagas Padi Tawaf


Minggu, 12 Mei 2013

AKAR KHILAFIYAH ( THE NEVERENDING MOONSIGHTING DEBATE) DALAM MEWUJUDKAN UNIFIKASI KALENDER HIJRIYAH


 
Keinginan umat Islam untuk mewujudkan unifikasi kalender hijriyah sampai saat ini belum berhasil menentukan metodologinya baik format maupun formulanya. Berawal dari konvensi Istambul tahun 1978 di Turki yang melahirkan Wihdatul Matla sampai dengan tahun 2007 “Simposium Internasional sebagai upaya penyatuan (unifikasi) kalender Islam Internasional di Jakarta bahkan sampai diresmikannya menara Abraj A; Bait Tower “Mecca Royal Clock Hotel Tower12 Agustus 2010 yang dijadikan momentum oleh general Manager hotel tersebut, Mohammed Al Arkubi dalam jumpa pers di Dubai yang ingin “Menjadikan waktu Mekah seperti halnya Greenwich Mean Time.”
            Kami dari Yayasan Meridian Mekah yang diketuai oleh seorang astronom Profesor Dr. Ir Maspul Aini Kambry M.Sc sejak tahun 1994 mencoba untuk menentukan metedologi unifikasi kalender hijriah dalam bentuk format maupun simulasinya. Alhamdulillah kami sudah menemukan formatnya dan insya Allah dalam waktu dekat sedang kami siapkan formulasinya dalam bentuk jurnal ilmiah sebagai bahan mengadakan symposium bahkan koferensi internasional untuk mendeklarasikan Sistem tata waktu Mekah Meridian Zone”.
Beberapa hal penyebab terjadinya khilafiyah dalam penentuan awal bulan Islam:
  1. “Penyelisihan pendapat antar kelompok ummat Islam” Itu terjadi bukan disebabkan oleh “beda sudut pandang umat di Indonesia saja” melainkan seluruh ummat Islam dimuka bumi yang secara tidak sadar terjebak dalam sistem GMT yang membagi bumi dalam dua wilayah Timur, Barat.
  2. Metode hisab dan Rukyah masih menimbulkan perbedaan minimal sehari (86.400) detik yang seharusnya walaupun sedetik tidak boleh ada perbedaan, jadi harus ada integrasi hisab (perkiraan) dengan Rukyah (observasi) karena hisab diperlukan untuk menentukan wilayah terbaik (terakurat) untuk melakukan rukyah, sedangkan rukyah diperlukan untuk mengklasifikasi hisab yang akan melahirkan “The Best Cresent visibility” sebagai acuan untuk menetaplan “International Lunar Date Time” (ILDL)
  3. Metodelogi Fiqhiyah dengan dua faham yang belum terintegrasi yaitu :
a.       Faham Ittihad ul - Matla ( Unity of the Crescent)
b.      Faham Ikhtilaf ul - Matla (Different Crescent)
Insya Allah semua perbedaan tersebut kita selesaikan dalam sebuah formulasi jika kita jadikan ka’bah sebagai Mekah Meridian Zone” yang berfungsi :
  1. Sebagai Benchmark (patokan) Geografis
  2. Sebagai Episentrum (pusat ritual)  spiritual.
  3. Sebagai White Hole (sumber ilahiyah)  Baitullah. Penulis : Safril Simabor

MULTAZAM YANG MUSTAJAB (pusaran energi ka’bah)

Ketika seseorang menunaikan ibadah haji, salah satu cita citanya adalah berdoa di Multazam. Ini adalah tempat yang paling mustajab untuk berdoa kepada Allah. Multazam adalah satu tempat di dekat Ka’bah, antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Konon berdoa disini gampang dikabulkan Allah. Dan hampir bisa dipastikan setiap orang yang berthawaf menyempatkan diri untuk berdoa di Multazam ini. Adakah rahasia yang bisa dijelaskan, kenapa berdoa di tempat ini demikian mustajab?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan Multazam menjadi tempat yang Mustajab. Yang pertama adalah faktor nabi Ibrahim. Yang kedua faktor Hajar Aswad. Dan yang ketiga faktor jutaan manusia yang berthawaf mengitari Ka’bah.
1. Faktor Nabi Ibrahim
Ibrahim menjadi salah satu faktor penyebab Multazam sebagai tempat yang mustajab. Kenapa demikian? Karena nabi Ibrahim adalah orang yang membangun Ka’bah itu, bersama nabi Ismail. Memang apa pengaruhnya? Sangatlah besar pengaruhnya, sebab nabi Ibrahim adalah manusia yang memiliki energi positip luar biasa besar yang kemudian menular ke seluruh karya karyanya. Allah mengatakan di dalam QS. Shaad (38): 45
“Dan Ingatlah hamba-hamba Kami, Ibrahim, Ishak, dan Ya’kub yang mempunyai karya- karya besar dan ilmu pengetabuan (visi) yang jauh ke depan”
Selain itu, Allah juga mengatakan bahwa nabi Ibrahim adalah hamba yang berhati lembut, seperti ayat berikut ini.
At Taubah (9) :114
“Dan permintaan ampun dari Ibrabim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri daripadanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.”
Apa hubungannya hati yang lembut dan karya yang besar? Bahwa hati yang lembut akan memancarkan cahaya dan aura yang positif. Semakin lembut dan ikhlas seseorang, maka pancaran auranya semakin kuat sehingga bisa meresonansi sekitarnya. Maka, seperti saya katakan bahwa dekat dengan orang-orang yang soleh akan menyebabkan hidup dan hati kita menjadi tentram.
Padahal kita tahu bahwa nabi Ibrahim adalah rasul yang memiliki kualitas kepasrahan dan keikhlasan yang sangat tinggi. Sehingga oleh Allah, beliau dijadikan teladan bagi manusia. Semua itu telah terbukti ketika beliau diperintahkan untuk mengorbankan anaknya, nabi Ismail. Semua itu dijalaninya dengan penuh kepasrahan dan keikhlasan.
Manusia sekualitas nabi Ibrahim ini, pancaran energinya luar biasa besarnya. Dengan dekat orang sesoleh beliau, bisa menyebabkan hati kita menjadi ketularan alias teresonansi mengikuiti getaran frekuensi hatinya. Terasa sejuk dan penuh kedamaian. Lingkungan dan tempat-tempat khusus yang pernah menjadi lokasi aktivitas beliau pasti teresonansi oleh energi beliau. Apalagi karya-karya yang langsung lahir dari tangan beliau.
Ka’bah adalah karya Ibrahim. Maka, di dalam karya ini tersimpan energi nabi Ibrahim yang sangat besar. Hal ini bisa dianalogikan dengan batang besi yang digosok-gosok oleh magnet. Jika ada sebuah batang besi biasa digosok-gosok magnet, maka batang besi biasa itu akan berubah menjadi magnet juga. Meskipun, dalam kurun waktu tertentu kemagnetan itu hilang kembali. Akan tetapi jika gosokan itu dilakukan berulang-ulang selama kurun waktu yang panjang, maka besi biasa itupun akan menjadi magnet yang permanen. Dia bisa menarik logam-logam seperti magnet yang asli.
Demikian pula halnya dengan ka’bah. Karena Ka’bah adalah karya nabi Ibrahim, dan kemudian menjadi tempat aktivitas beribadah selama bertahun-tahun, maka Ka’bah itu menyimpan energi nabi Ibrahim yang positif. Dekat dengan Ka’bah, seperti dekat dengan nabi Ibrahim. Kita merasakan ketenangan dan kedamaian, lembut seperti sifat nabi Ibrahim yang dipuji-puji oleh Allah itu.
Maka berdoa di dekat Ka’bah sangatlah besar manfaatnya. Jiwa kita terbantu untuk menjadi khusyuk. Hati menjadi tenang dan fokus, pada saat berdoa. Seringkali kita melihat orang berdoa di dekat Ka’bah tak mampu membendung air matanya. Mereka menangis sesenggukan sambil menengadahkan tangannya bermunajat kepada Allah. Hatinya menjadi lembut dan santun. Hilang semua kesombongan dan keangkuhannya. Doa yang demikian adalah doa yang ‘didengarkan’ oleh Allah, karena keluar dari hati yang paling dalam.
QS Al a’raaf (7) : 55
“Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
‘Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan dasar
dasar baitullah bersama Ismail (seraya berdoa) :
ya Tuhanku kabulkanlah daripada kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui”
2. Faktor Hajar Aswad
Hajar Aswad, artinya Batu Hitam. Ia ditempatkan di sebuah lubang, di salah satu pojok bangunan Ka’bah. Konon, batu hitam ini jatuh dari langit. Dugaan saya, ini adalah sisa batu meteor yang memiliki kadar logam sangat tinggi. Pada jaman dulu, kejadian seperti itu sering kali terjadi. Bahkan di pulau Jawa, kita mendengar cerita, bahwa para empu menjadikan batu meteorit itu sebagai bahan untuk membuat senjata, termasuk keris, karena logamnya diketahui memiliki kualitas yang sangat tinggi.
Memang ada yang mengatakan bahwa batu hitam itu adalah batu surga yang dulunya berwarna putih. Kemudian menjadi hitam, karena menyerap dosa-dosa manusia yang berthawaf. Akan tetapi cerita semacam ini tidak memiliki dasar yang jelas, dan juga tidak ada sumber yang otentik. Batu hitam itu, oleh nabi Ibrahim lantas dijadikan sebagai salah satu bagian dari batu pondasi Ka’bah. Nabi Ibrahim bersama nabi Ismail memperoleh perintah dari Allah untuk meninggikan dasar-dasar Ka’bah, untuk kemudian menjadi pusat peribadatan pada jamannya, hingga kini.
QS. Al Baqarah (2) : 127
“Dan ingatlah krtika Ibrahim meninggikan dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa) : Ya Tuhanku, kabulkanlah daripada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”
Apakah pengaruh batu hitam meteorit itu bagi kemustajaban doa seseorang? Kalau hanya batu meteoritnya saja, barangkali tidak banyak berguna untuk membantu kekuatan doa. Tetapi karena batu meteorit itu menjadi bagian dari karya seorang Ibrahim, maka batu yang memiliki konduktifitas elektromagnetik sangat tinggi itu menjadi sangat besar peranannya. Lebih dari itu, batu hitam ini juga diletakkan pada lokasi yang dipilih oleh Allah untuk bisa membangkitkan energi yang besar, yaitu di atas pondasi Ka’bah.
Energi yang dipancarkan oleh nabi Ibrahim sepanjang interaksinya pada waktu itu tersimpan di sistem bangunan Ka’bah. Apalagi pada saat usai membangun Ka’bah itu beliau berdua berdoa mohon dikabulkan atau diterima peribadatan mereka, seperti diungkapkan dalam ayat di atas. (Hal ini akan saya terangkan lebih lanjut pada bagian berikutnya, sebagaimana bangunan masjid yang ternyata menyimpan energi sangat besar dari orang-orang yang shalat di dalamnya.)
Nah, disinilah Hajar Aswad berfungsi sebagai ‘pintu’ masuk dan keluarnya energi Ka’bah, karena ia memiliki daya hantaran elektromagnetik yang sangat tinggi. Energi Ka’bah mengalir deras dari bagian ini ‘menyinari orang-orang yang berada di dekatnya. Meskipun energi itu juga memancar dari bagian-bagian Ka’bah yang lain. Akan tetapi, yang paling besar adalah yang terpancar dari Hajar Aswad. Karena itu orang yang paling dekat dengan Hajar Aswad itulah yang akan mengalami pengaruh paling besar. Di situlah letaknya Multazam.
Getaran gelombang doa kita itu tertuju ke arah Hajar Aswad, sehingga terjadi kontak antara hati kita dengan sistern energi Ka’bah. Tetapi harus kita pahami bukan karena Ka’bah itu kita berthawaf. Juga bukan karena batu hitam, Hajar Aswad, melainkan sepenuhnya karena Allah. Karena itu, ketika kita memulai berthawaf yang kita ucapkan adalah Bismillaahi Wallaahu Akbar Dengan nama Allah dan Allah Maha Besar. .
Suatu ketika seorang kawan saya menunaikan ibadah haji. Pada saat dia shalat berjama’ah di masjid Al Haram, cuaca sedang hujan deras. Seusai shalat, dia mengalami kejadian yang tidak bisa dia lupakan. “Pada waktu itu, tiba-tiba ada petir menyambar,” katanya. Namun anehnya petir itu tidak menyambar penangkal petir di gedung gedung tinggi di sekitar Masjid Al Haram seperti yang ada di atas Hotel Hilton, misalnya melainkan menyambar Ka’bah. Saya sempat terperanjat mendengar cerita itu. Karena, secara Fisika ini menunjukkan kepada kita betapa dahsyatnya konduktifitas Hajar Aswad itu dibanding kan dengan Platina yang berada di ujung penangkal petir, di gedung gedung tinggi sekitar Ka’bah.
Semestinya, petir selalu menyambar benda tertinggi yang bisa digunakannya untuk segera menjalar ke tanah. Disebabkan beda tegangan yang besar antara awan dan bumi, maka petir ingin segera meloncat ke bumi secepat-cepatnya. Karena itu, jika ada benda tinggi yang bisa menyalurkan petir itu ke bumi maka ia pasti segera menyambarnya.
Maka, kejadian di atas memberikan informasi yang sangat meyakinkan saya, bahwa Hajar Aswad memang memiliki tingkat konduktifitas yang luar biasa. Karena itu, ia akan sangat berperan menjadi saluran ‘keluar masuknya’ energi gelombang elektromagnetik dalam sistem energi Ka’bah.
3. Faktor Orang Berthawaf
Faktor penyebab besarnya gelombang elektromagnetik Ka’bah, salah satunya adalah dikarenakan orang berthawaf. Kenapa orang yang berthawaf menyebabkan munculnya gelombang elektromagnetik? Dan lantas apa kaitannya dengan doa yang mustajab? Ada kaitan yang sangat erat antara orang berdo’a dan gelombang elektromagnetik yang ada di sekitar Ka’bah.
Sesungguhnya, setiap perbuatan manusia selalu menghasilkan gelombang elektromagnetik. Gelombang itu selalu memancar ketika kita melakukan apa pun. Baik kita sedang berkata-kata, ataupun kita sedang berpikir, apalagi sedang melakukan aktifitas fisik. Badan kita memancarkan energi elektromagnetik.
Kenapa demikian? Karena tubuh kita ini memang merupakan kumpulan bio elektron yang selalu berputar-putar di dalam orbitnya di setiap atom-atom penyusun tubuh kita. Ketika kita berkata-kata, kita sebenarnya sedang memancarkan gelombang suara yang berasal dari getaran pita suara kita.
Ketika kita berbuat, kita juga sedang memantul-mantulkan gelombang cahaya ke berbagai penjuru lingkungan kita. Jika tertangkap mata seseorang, maka mereka dikatakan bisa melihat gerakan atau perbuatan kita. Demikian pula ketika kita sedang berpikir, maka otak kita juga memancarkan gelombang-gelombang yang bisa dideteksi dengan menggunakan alat perekam aktivitas otak yang disebut EEG (Electric Encephalo Graph). Jadi setiap aktifitas kita itu selalu. memancarkan energi.
Maka doa yang kita ucapkan itu juga memiliki kandungan energi. Apalagi doa-doa yang kita ambil dari firman firman Allah di dalam Al Quran. Energinya besar sekali, seperti telah kita diskusikan di bagian sebelumnya.
Disisi lain, ternyata jutaan orang yang berthawaf mengelilingi Ka’bah juga menghasilkan energi yang besar. Dari mana asalnya? Di dalam ilmu Fisika kita mengenal suatu kaidah yang disebut Kaidah Tangan Kanan. Kaidah Tangan Kanan mengatakan :
Jika ada sebatang konduktor (logam) dikelilingi oleh listrik yang bergerak berlawanan dengan jarum jam, maka di konduktor itu akan muncul medan gelombang elektromagnetik yang mengarah ke atas.
Hal ini, dalam Kaidah Tangan Kanan, digambarkan dengan sebuah tangan yang menggenggam empat jari, dengan ibu jari yang tegak ke arah atas. Empat jari yang menggenggam itu digambarkan sebagai arah putaran arus listrik, sedangkan ibu jari itu digambarkan sebagai arah medan elektromagnetik.
Kaidah tangan kanan ini telah memberikan kemudahan kepada kita dalam memahami misteri Ka’bah. ‘Kebetulan’, orang berthawaf mengelilingi Ka’bah berputar berlawanan dengan arah jarum jam. Atau dalam kaidah itu mengikuti putaran empat jari tergenggam. Apa dampaknya? Seperti telah saya katakan, bahwa tubuh manusia ini sebenarnya mengandung listrik dalam jumlah besar yang dibawa oleh milyaran bio elektron dalam tubuh kita. Maka, dengan kata lain, kita sebenarnya bisa menyebut tubuh manusia ini adalah kumpulan muatan listrik. Sehingga ketika ada jutaan orang berthawaf mengelilingi Ka’bah, ini seperti ada sebuah arus listrik yang sangat besar berputar-putar berlawanan dengan arah jarum jam mengitari Ka’bah. Apa yang terjadi?
Di tengahnya, di Ka’bah khususnya lagi di Hajar Aswad terjadi medan elektromagnetik yang mengarah ke atas. Kenapa begitu? Karena dalam hal ini, Hajar Aswad telah berfungsi sebagai konduktor, seperti dijelaskan dalam Kaidah Tangan Kanan. Bahkan bukan sekedar konduktor, melainkan Superkonduktor!
Lantas, apa fungsi medan elektromagnetik yang sangat besar yang keluar dari Ka’bah itu? Gelombang inilah yang akan membantu kekuatan do’a orang-orang yang bermunajat di sekitar Ka’bah, khususnya yang berada di dekat Hajar Aswad alias Multazam. Bagaimana menjelaskannya?
Pernahkah Anda mengamati seorang penyiar radio ketika dia sedang bertugas? Pada saat seorang penyiar berbicara di depan mikrofonnya, sebenarnya dia sedang menumpangkan suaranya pada gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh peralatan pemancarnya.
Jika dia berbicara tanpa mikrofon, maka jarak jangkau suaranya tidaklah terlalu jauh. Barangkali saat dia berteriak, suaranya hanya bisa menjangkau puluhan meter saja. Akan tetapi ketika dia menggunakan mikrofon, suaranya bisa menjangkau jarak yang lebih jauh.
Ini karena energi suaranya ‘diangkut’ oleh gelombang elektromagnetik, yang lantas dipancarkan lewat menara pemancar dengan power yang besar. Semakin besar powernya, maka semakin jauh pula Jarak tempuhnya. Bisa menjangkau berkilo-kilometer, dari sumber suaranya.
Kita bisa mengambil analogi ini untuk menjelaskan hubungan antara energi Ka’bah dan orang yang berdoa di dekatnya. Orang yang berdoa di dekat Multazam, bagaikan seorang penyiar radio yang sedang bertugas. Dia berada di depan ‘mikrofon’ Hajar Aswad. Maka ketika dia berdoa, pancaran energi doanya itu akan ditangkap oleh superkonduktor Hajar Aswad untuk kemudian dipancarkan bersama-sama gelombang elektromagnetik yang mengarah ke atas akibat aktivitas orang berthawaf.
Maka energi doa kita akan ‘menumpang’ gelombang elektromagnetik yang keluar dari Ka’bah itu, mirip dengan yang terjadi pada pancaran radio. Kekuatan doa kita menjadi berlipat-lipat kali, karena terbantu oleh power yang demikian besar dari Ka’bah menuju kepada Arasy Allah. Dalam hal ini, Ka’bah telah berfungsi bagaikan sistem pemancar radio.
Karena power yang besar itu pula, maka berdoa di Multazam menjadi demikian mustajab. Energi doa itu jauh lebih ‘cepat sampai’ kepada Allah, dan cepat pula memperoleh balasannya. Karena itu, jangan sembrono melakukan perbuatan perbuatan di Mekkah, karena respon atas perbuatan kita itu demikian spontan. Hal ini telah banyak dibuktikan oleh orang-orang yang menunakan ibadah haji.

Keajaiban Sumur Zam-Zam, warisan Siti Hajar dan Nabi Ismail

Misteri Dibalik Air Zam Zam , Hasnan Habib Kota Depok

Air zam-zam banyak sekali khasiatnya dan mempunyai berbagai misteri. Tak tak banyak yang tahu bagaimana caranya sumur zam-zam bisa mengeluarkan puluhan juta liter pada satu musim haji, tanpa pernah kering satu kali pun. Seorang peneliti pernah diperintahkan raja Faisal menyelidiki sumur zam-zam untuk menjawab tuduhan kotor seorang dokter dari Mesir. Di Mekah kita tak perlu khawatir dengan air minum. Di setiap sudut masjidil Haram kita bisa menemukan air zam zam, lengkap dengan cangkir sekali pakainya. Tinggal pijit, langsung bisa diminum, dan gratis lagi. Di area Masjidil haram, di tempat tawaf, tempat sai, di halaman masjid selalu tersedia air yang berkhasiat ini. Ketika pulang dari Masjidilharam, banyak jamaah mengisi dulu botol airnya dengan zamzam lalu ditenteng ke pemondokan. Lumayan, menghemat uang Real, tak perlu belanja air mineral atau memasak air di dapur.

Berapa Juta Liter air zamzam?
Berapa banyak air zam-zam yang di kuras setiap musim haji? Mari kita hitung secara sederhana. Jamaah haji yang berdatangan dari seluruh penjuru dunia pada setiap musim haji dewasa ini berjumlah sekitar dua juta orang. Semua jemaah diberi 5 liter air zam-zam ketika pulang nanti ke tanah airnya. Kalau 2 juta orang membawa pulang masing-masing 5 liter zam-zam ke negaranya, itu saja sudah 10 juta liter. Disamping itu selama di Mekah, kalau saja jamaah rata-rata tinggal 25 hari, dan setiap orang menghabiskan 1 liter sehari, maka totalnya sudah 50 juta liter !!. Ini hanya gambaran saja, betapa luar biasanya air zamzam ini dikonsumsi manusia, tanpa pernah kering!
Itulah salah satu keanehannya. Puluhan juta liter air bisa keluar dari sumur di Mekah ini yang letaknya di tengah padang pasir yang kering. Daerah gurun yang hujannya saja cuma 2 kali setahun. Dan air itu keluar dari sumur air yang hanya seukuran sekitar 5 x 4 meter sedalam 40an meter, bukan dari bendungan seukuran Waduk Ombo misalnya. Allahu akbar.

Keanehan air Zamzam
Pada tahun 1971, seorang doktor dari negeri Mesir mengatakan kepada Press Eropah bahwa air Zamzam itu tidak sehat untuk diminum. Asumsinya didasarkan bahwa kota Mekah itu ada di bawah garis permukaan laut. Air Zamzam itu berasal dari air sisa buangan penduduk kota Mekah yang meresap, kemudian mengendap terbawa bersama-sama air hujan dan keluar dari sumur Zamzam. Masya Allah.
Tentu saja ini merupakan prasangka buruk yang merugikan dunia Islam. Berita ini sampai ke telinga Raja Faisal yang amat marah mendengarnya. Beliau lalu memerintahkan Mentri Pertanian dan Sumber Air untuk menyelidiki masalah ini, dan mengirimkan sampel air Zamzam ke Laboratorium-laboratorium di Eropah untuk ditest.
Tariq Hussain, insinyur kimia yang bekerja di Instalasi Pemurnian Air Laut untuk diminum, di Kota Jedah, mendapat tugas menyelidikinya. Pada saat memulai tugasnya, Tariq belum punya gambaran, bagaimana sumur Zamzam bisa menyimpan air yang begitu banyak seperti tak ada batasnya.

Hanya Sumur kecil
Ketika sampai di dalam sumur, Tariq amat tercengang ketika menyaksikan bahwa ukuran kolam sumur itu hanya 18 x 14 feet saja (Kira-kira 5 x 4 meter). Tak terbayang, bagaimana caranya sumur sekecil ini bisa mengeluarkan jutaan galon air setiap musim hajinya. Dan itu berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu, sejak zaman Nabi Ibrahim AS.
Tariq mulai mengukur kedalaman air sumur. Dia minta asistennya masuk ke dalam air. Ternyata air sumur itu hanya mencapai sedikit di atas bahu pembantunya yang tinggi tubuhnya 5 feet 8 inci. Lalu dia menyuruh asistennya untuk memeriksa, apakah mungkin ada cerukan atau saluran pipa di dalamnya. Setelah berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, ternyata tak ditemukan apapun!.
Dia berpikir, mungkin saja air sumur ini disuppli dari luar melalui saluran pompa berkekuatan besar. Bila seperti itu keja dian nya, maka dia bisa melihat turun-naiknya permukaan air secara tiba-tiba. Tetapi dugaan inipun tak terbukti. Tak ditemukan gerakan air yang mencurigakan, juga tak ditemukan ada alat yang bisa mendatangkan air dalam jumlah besar.
Selanjutnya Dia minta asistennya masuk lagi ke dalam sumur. Lalu menyuruh berdiri, dan diam ditempat sambil mengamati sekelilingnya. Perhatikan dengan sangat cermat, dan laporkan apa yang terjadi, sekecil apapun. Setelah melakukan proses ini dengan cermat, asistennya tiba-tiba mengacungkan kedua tanganya sambil berteriak: Alhamdulillah, Saya temukan dia! Pasir halus menari-nari di bawah telapak kakiku. Dan air itu keluar dari dasar sumur.
Lalu asistennya diminta berputar mengelilingi sumur ketika tiba saat pemompaan air (untuk dialirkan ke tempat pendistribusian air) berlangsung. Dia merasakan bahwa air yang keluar dari dasar sumur sama besarnya seperti sebelum periode pemompaan. Dan aliran air yang keluar, besarnya sama di setiap titik, di semua area. Ini menyebabkan permukaan sumur itu relatif stabil, tak ada guncangan yang besar
Seusai pengamatan itu, Tariq mengirimkan sampel air ke beberapa laboratorium di Eropah dan sebagian ke laboratorium di Saudi. Dan sebelum meninggalkan Kabah, dia berpesan kepada petugas di Mekah untuk menyelidiki keadaan sumur lainnya di sekitar Kabah.
Sesampainya di kantornya di Jedah, dia mendapat laporan bahwa sumur-sumur lain di sekitar Mekah dalam keadaan kering. Jadi hanya sumur Zamzam yang penuh air. Allahu Akbar. Jika Allah menghendaki, apapun bisa terjadi.
Mengandung zat Anti Kuman
Hasil penelitian sampel air di Eropah dan Saudi Arabia menunjukkan bahwa Zamzam mengandung zat fluorida yang punya daya efektif membunuh kuman, layaknya seperti sudah mengandung obat. Lalu perbedaan air Zamzam dibandingkan dengan air sumur lain di kota Mekah dan Arab sekitarnya adalah dalam hal kuantitas kalsium dan garam magnesium. Kandungan kedua mineral itu sedikit lebih banyak pada air zamzam. Itu mungkin sebabnya air zamzam membuat efek menyegarkan bagi jamaah yang kelelahan. Tambahan lagi, hasil laboratorium Eropah menunjukkan bahwa zamzam layak untuk diminum, sehat untuk diminum. Ini otomatis menjawab prasangka buruk doktor di awal tulisan tadi.
Keistimewaan lain, komposisi dan rasa kandungan garamnya selalu stabil, selalu sama dari sejak terbentuknya sumur ini. Rasanya selalu terjaga, diakui oleh semua jemaah haji dan umrah yang selalu datang tiap tahun. Tak pernah ada yang complain. Dan Air zamzam ini tak pernah dicampur bahan kimia apapun seperti layaknya air PAM kita. Murni air sehat. Satu kehebatan lagi, sumur air zamzam tak pernah ditumbuhi lumut, padahal di seluruh dunia sumur itu selalu ditumbuhi lumut dan tumbuhan mikroorganisme.
Bisa Menyembuhkan Penyakit
Diriwayatkan dalam Sahih Muslim, Nabi bertanya kepada Abu Dzarr, yang telah tinggal selama 30 hari siang malam di sekitar Kabah tanpa makan-minum, selain Zamzam. Siapa yang telah memberimu makan?. Saya tidak punya apa-apa kecuali air Zamzam ini, tapi saya bisa gemuk dengan adanya gumpalan lemak di perutku Abu Dzarr menjelaskan, Saya juga tidak merasa lelah atau lemah karena lapar, dan tak menjadi kurus. Tambah Abu Dzarr. Lalu Nabi saw menjelaskan: Sesungguhnya, Zamzam ini air yang sangat diberkahi, ia adalah makanan yang mengandung gizi.
Nabi saw menambahkan: Air zamzam bermanfaat untuk apa saja yang diniatkan ketika meminumnya. Jika engkau minum dengan maksud agar sembuh dari penyakitmu, maka Allah menyembuhkannya. Jika engkau minum dengan maksud supaya merasa kenyang, maka Allah mengenyangkan engkau. Jika engkau meminumnya agar hilang rasa hausmu, maka Allah akan menghilangkan dahagamu itu. Ia adalah air tekanan tumit Jibril, minuman dari Allah untuk Ismail. (HR Daruqutni, Ahmad, Ibnu Majah, dari Ibnu Abbas).
Rasulullah saw pernah mengambil air zamzam dalam sebuah kendi dan tempat air dari kulit, kemu dian membawanya kembali ke Madinah. Air zamzam itu digunakan Rasulullah saw untuk memerciki orang sakit dan kemu dian disuruh meminumnya. Itu sebabnya saat ini banyak jamaah yang membawa air zamzam untuk diberikan kepada famili dan kerabatnya di Tanah air.
Yusria Abdel-Rahman Haraz dari negeri Arab, mengatakan bahwa ia terserang penyakit bisul di matanya. Sakitnya bukan main, tak bisa disembuhkan dengan obat. Dia hampir mendekati buta. Seorang dokter terkenal menasehati dia untuk diinjeksi dengan obat khusus, yang mungkin bisa menyembuhkan sakitnya. Tapi ternyata ada efek sampingannnya yang bisa membuat dia buta selamanya.
Yusria sangat yakin akan kemurahan Allah. Dia lalu pergi melaksanakan umrah dan memohon kepada Allah menyembuhkan penyakitnya. Di Baitullah dia melakukan tawaf, yang saat itu tak terlalu padat dengan manusia. Dia lalu bisa tinggal lebih lama di lokasi air zamzam. Dia manfaatkan untuk terus membasuh kedua matanya yang sakit. Ketika dia kembali ke hotel, aneh, kedua matanya yang sakit menjadi sembuh, dan bisulnya berangsur hilang.
Kejadian ini membuktikan ucapan Rasulullah saw di atas: Air zamzam bermanfaat untuk apa saja yang diniatkan ketika meminumnya. Jika engkau minum dengan maksud agar sembuh dari penyakitmu, maka Allah menyembuhkannya.